Ingin Menjadi Eksportir Slow Fashion yang Sustainable? Ini Inspirasinya Usahanya!
Hai Fashionpreneur! Sustainable and Slow Fashion saat ini banyak dikampanyekan di Dunia. Negara-negara seperti Australia, Uni Eropa, dan Amerika Serikat dan Asia Timur kini sudah menerapkan gaya hidup Sustainable Living. Sustainable Living adalah gaya hidup yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan alam. Salah satunya pemilihan bahan pada pakaian.
Karena kesadaran Sustainable Living, mereka beralih kepada pada pemilihan bahan material yang lebih ramah lingkungan. Namun, karena letak geografi mereka yang beriklim subtropis dan dingin, mengakibatkan mereka tidak selalu memiliki bahan baku yang tersedia.
Karena letak geografis itu, maka menjadi peluang untuk Indonesia. Mengapa? Karena negara Indonesia dianugerahi sinar matahari setiap hari yang mana tumbuhan akan tumbuh juga setiap hari. Sehingga, kita memiliki banyak bahan baku produksi. Letak geografis ini menjadi peluang dan kesempatan bagi kita untuk menjadi eksportir di bidang Slow Fashion. Salah satunya, Natural Print.
Apa itu Natural Print? Natural Print adalah teknik pewarnaan (pencapan) yang memanfaatkan bahan-bahan dari alam. Seperti daun, batang, bunga, buah dan rempah-rempah. Lalu untuk media kain yang dapat digunakan adalah kain-kain yang berasal dari serat alam. Seperti, kain katun mori, linen dan sutra. Agar pigmen warna dari bahan alam dapat menyerap kain dengan maksimal.
Penasaran bagaimana cara kerja berbisnis dengan memanfaatkan Natural Print? Berikut ini adalah beberapa teknik pewarnaan yang dapat menjadi inspirasi usaha untuk meraih pasar ekspor di bidang fesyen.
- Eco Print
Ecoprint atau dengan nama lain Botanical Print adalah teknik pewarnaan ini memiliki dua cara. Yaitu, Pounding (Pukul) dan Steam (Kukus).
![]() |
![]() |
Teknik Pounding | Teknik Steam |
Sumber : www. pinterest.com |
Caranya mudah, cukup meletakkan dan menyusun bahan alam (daun, batang bunga, dll) sesuai dengan tata letak motif yang diinginkan. Lalu di-pounding (pukul) atau di-steam (kukus) agar warna dari daun dan bunga itu keluar sehingga membentuk motif yang sesuai keinginan.
Perlakuan (Treatment) dari teknik ini bisa dilakukan dengan Mordanting. Mordanting adalah teknik perendaman kain dengan menggunakan bahan kimia agar kualitas kain setelah melalui proses pewarnaan dan pencucian agar tidak mudah luntur.
Mordanting dapat dilakukan sebelum (Pre-mordanting) dan sesudah (post-mordanting) proses pewarnaan. Bahan kimia yang bisa digunakan untuk mordanting adalah kapur tohor, tawas, tunjung, dan turkish red oil (TRO). Proses mordanting umumnya dilakukan selama 1 jam perendaman. Kemudian diangin-anginkan (tidak terkena sinar matahari langsung)
Sumber : www.pinterest.com
- Jumputan Print
Teknik Jumputan merupakan teknik yang digunakan untuk membuat motif batik dengan cara mengikat kain secara kencang, lalu dicelupkan pada pewarna pakaian.
Sumber : www.pinterest.com
Caranya mudah, kain dimordan terlebih dahulu jika menggunakan pewarnaan yang berasal dari alam. Kemudian kain dijumput (dicubit) atau bisa juga menggunakan alat bantu seperti kelereng atau benda kecil lainnya untuk membuat motif. Lalu ikat dengan kencang dan rapat dengan menggunakan karet gelang atau benang bangunan agar larutan pewarnaan tidak menembus kain. Sehingga motif yang diinginkan bisa sesuai dengan keinginan.
Sumber : www.pinterest.com
- Shibori Print
Teknik ini berasal dari negara Jepang, teknik pewarnaan ini hampir sama dengan Teknik Jumputan. Tetapi letak perbedaannya adalah jika Teknik Shibori menggunakan teknik mengikat, menyimpul, dan memeras kain Sementara, Teknik Jumputan menggunakan teknik mencubit, menggulung lalu mengikat.
Warna biru yang dihasilkan pada larutan pewarnaan itu berasal dari tanaman Tarum atau nila. Jangan lupa! Untuk warnanya tetap tahan lama perlu dimordan terlebih dahulu.
Sumber : www.pinterest.com
Sumber : www.pinterest.com
- Tie Dye
Teknik pewarnaan ini berasal dari India dan China yang akhirnya menyebar ke seluruh dunia. Teknik pewarnaan kain yang dilakukan dengan cara mengikat kain dengan menggunakan tali atau benang sebelum dicelupkan ke dalam larutan pewarna. Namun, sebelum dicelupkan ke larutan pewarna, jangan lupa dimordan terlebih dahulu ya.
Sumber : www.pinterest.com
Sumber : www.pinterest.com
Bagaimana? Mudah bukan berbisnis Slow Fashion? Untuk mendapatkan kain, benang, dan aksesoris tambahan kebutuhan bisnis dan hobi Fashionistas. Fashionpreneurs and Fashionistas bisa mengunjungi website, Shopee dan toko ritel Charisma.
Tuliskan Komentar